Tak bisa terhitung kebahagiaan yang kuraih hari ini, tapi rupanya baru sekali saja kalimat syukur terlontar.
Kadang berhadapan dengan orang pintar hanya membuatku kagum, sementara di depan mereka yang berkuasa hanya bisa mengangguk sembali mengucap "owh gitu ya". Tapi hari itu Dia yang begitu baik hati, yang begitu penuh cinta menggandeng tanganku dan mempertemukanku dengan kawan yang penuh mimpi. Lalu kudengarkan mimpinya yang tak realistis itu. Kawan yang lebih sering terlihat ceria itu bilang, tidak peduli bagaimana jalannya, mimpi akan terwujud asal kita yakin.
"Hellooo... Mimpi loh?" sorak batinku menertawainya.
Hari-hari berlalu tanpa kupeduli dengan apa yang dikatakannya. Tapi kemudian lebih dari setahun tangan lembutNya kembali menunjuk ke satu arah. Semuanya suara menggema tentang MIMPI dan KEYAKINAN. Berkali-kali kutemui kebetulan. Kebetulan. Kebetulan. Kebetulan. Tak terhitung lagi berapa kebetulan yang akhirnya kusimpulkan tak ada kebetulan di dunia ini. Semua hal yang berkait itu adalah belas kasihnya, yang mengarahkan langkahku berada di jalan yang penuh mimpi dan keyakinan. Dan orang-orang itu bagitu baiknya hingga tanpa sadar terus menebarkan bubuk keyakinan dalam setiap langkahku.
Kawan, kini jika kuingat perkataanmu setahun lalu, aku masih tetap bersorak. Tapi tak lagi menertawaimu, melainkan menertawaiku yang sedikit terlambat mengimani tingginya keyakinanmu pada mimpi yang kala itu kau ceritakan padaku. Meski aku baru mulai menjahit sayap keyakinan dan keberanian ini, semoga dapat segera kurampungkan agar bisa terbang bersamamu.
Terimakasih kawan, telah menyelimutiku dengan mimpi dan keberanian untuk percaya pada mimpiku. Dan menantiku di ujung ketika harus kulewati kerikit tajam ini. Dan untuk Engkau yang penuh cinta dan kasih, kau tahu betul betapa dalam sehari, sekali saja enggan bagiku mengucap maaf ataupun terimakasih. Tapi tetaplah menyayangiku dan pertemukanlah aku selalu dengan mereka yang penuh mimpi, bukan mereka yang haus ambisi. Ingatkan aku untuk sekali saja mengucap maaf dan terimakasih sebelum kupejamkan mata, menanti esok kembali. Menanti pertemuan dengan kawan-kawan yang yakin dan berani bangga pada mimpinya.
Maafkan aku. Terimakasih.
Senin, 01 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar